Pengajian Bulanan MWC NU Cisarua: Menghidupkan Ruh Keilmuan dan Kebersamaan Nahdliyyin

Breaking News

Pengajian Bulanan MWC NU Cisarua: Menghidupkan Ruh Keilmuan dan Kebersamaan Nahdliyyin



Cisarua, 5 Januari 2025 – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Cisarua melaksanakan Pengajian Bulanan (Syahriahan) di Pondok Pesantren Sirojul Huda, Pasirlangu, yang diasuh oleh Kiyai Aceng Hamdan, Katib MWC NU Kecamatan Cisarua. Kegiatan yang digelar pada Ahad, 5 Januari 2025, bertepatan dengan 5 Rajab 1447 H ini bertujuan memperkuat Jam'iyyah NU di wilayah Cisarua serta menyambungkan kembali ruh keilmuan Nahdlatul Ulama melalui kajian kitab klasik.

Dalam sambutannya, panitia menyampaikan pentingnya kolaborasi dan penguatan program-program MWC NU. “Pengajian ini menjadi sarana memperkenalkan kepengurusan baru MWC NU Cisarua sekaligus menegaskan komitmen kami dalam memperkuat sinergitas Jam’iyyah NU di tingkat kecamatan,” ujar perwakilan panitia.

Selain itu, disampaikan rencana program pengkaderan melalui Pendidikan dan Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PDKPNU) yang akan datang. Panitia juga menegaskan perlunya istiqamah dalam pelaksanaan Syahriahan, yang ke depan akan berkolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Kecamatan Cisarua.

“Majelis ini bukan hanya tentang menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi ruang untuk menyambungkan kembali ruh NU dan keilmuan yang menjadi warisan dari para muassis NU, khususnya Hadhratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari,” tambahnya.

Pengajian ini menghadirkan KH. DR. M. Rofiqul ‘Ala, Lc., M.A., Wakil Rais Syuriah PCNU Kabupaten Bandung Barat, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, beliau membahas tema penting yang relevan dengan dinamika masyarakat, yakni pemahaman tentang sunah dan bid'ah.

Beliau menjelaskan pengertian sunah sebagai sesuatu yang dianjurkan dalam syariat, sementara bid'ah harus dipahami dalam konteks ilmu dan dalil. “Kita harus memahami bahwa tidak semua yang baru itu bid’ah yang sesat. Dalam konteks amaliyah, penting bagi masyarakat untuk memahami dalil-dalil yang melandasinya, sehingga tidak mudah menghakimi sesuatu sebagai khurafat atau bid'ah,” jelasnya.

KH. Rofiqul ‘Ala juga mengajak para Nahdliyyin untuk lebih bijak dalam menghadapi perbedaan amaliyah di tengah masyarakat. “Perbedaan adalah rahmat jika kita memahaminya dengan ilmu. Kebanyakan masyarakat mudah termakan stigma karena kurang memahami dalil yang melandasi amaliyah tertentu. Di sinilah pentingnya Syahriahan sebagai sarana pencerahan,” tegasnya.

Mengkaji Kitab Karya KH. Hasyim Asy’ari

Pengajian ini juga diisi dengan kajian kitab klasik karya Hadhratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada muassis NU. Kajian ini menekankan pentingnya melestarikan tradisi keilmuan pesantren yang menjadi identitas Nahdlatul Ulama.

Menghidupkan Tradisi Keilmuan NU

Kegiatan Syahriahan ini mendapat respons positif dari para peserta yang hadir. Selain sebagai sarana belajar, pengajian ini juga menjadi momen silaturahmi antar pengurus dan warga Nahdliyyin. Dengan suasana kekeluargaan, kegiatan ini berhasil memperkuat kebersamaan dan semangat Jam’iyyah NU di wilayah Kecamatan Cisarua.

Melalui pengajian bulanan ini, MWC NU Cisarua berharap bisa terus menghidupkan tradisi keilmuan Nahdlatul Ulama, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan menyebarkan pemahaman Islam yang rahmatan lil ‘alamin di masyarakat.

(Reporter: Tim LTN NU Bandung Barat)

© Copyright 2022 - NU KBB Online