Bandung Barat, Jumat, 20 September 2024 – Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Kabupaten Bandung Barat menggelar rapat bulanan secara virtual melalui Zoom Meeting pada pukul 20.00 WIB. Rapat ini diikuti oleh 14 peserta dari berbagai bidang LTN NU, di antaranya Bidang Penelitian dan Pengembangan, Bidang Informasi Teknologi dan Sosial, serta Bidang Perkaderan dan Jaringan.
Acara dimulai dengan pembacaan tawasul yang dipimpin oleh Sudirman. Setelah itu, Ketua LTN NU Bandung Barat, Anang Hadiat, memberikan sambutan pembuka. Dalam sambutannya, Beliau mengarahkan peserta untuk langsung aktif dalam penulisan berita, khususnya terkait kegiatan pelatihan jurnalistik yang sedang berlangsung. "Kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali website dengan konten kegiatan-kegiatan NU di Kabupaten Bandung Barat," ujar Anang. Ia berharap pelatihan ini dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai peliputan berita di kalangan NU KBB, terutama dengan bimbingan dari Asep Supriyadi, pemateri pada sesi tersebut.
Asep Supriyadi, seorang jurnalis berpengalaman yang pernah aktif di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) saat kuliah, membagikan pengetahuan dasar mengenai penulisan berita. "Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang menarik bagi sebagian besar khalayak," jelas Asep mengutip pendapat Jakob Oetama. Ia juga menjelaskan bahwa fakta dalam berita terbagi menjadi dua, yaitu fakta peristiwa dan fakta pendapat. Fakta peristiwa mencakup peristiwa terduga seperti seminar dan rapat, serta peristiwa tak terduga seperti bencana. Sementara itu, fakta pendapat melibatkan pandangan atau opini seseorang mengenai suatu hal.
Asep menekankan pentingnya kriteria fakta yang layak diberitakan, yakni fakta yang menarik dan penting bagi khalayak. "Fakta yang menarik dapat mempengaruhi emosi pembaca, sedangkan fakta yang penting memiliki dampak sosial atau ekonomi," tambahnya. Ia juga mengingatkan peserta untuk selalu menggunakan prinsip 5W 1H (What, Who, Where, When, Why, dan How) dalam menyusun berita.
Selain teknik penulisan berita yang efektif, Asep juga menyoroti pentingnya penggunaan bahasa jurnalistik yang akurat, singkat, padat, dan mudah dipahami, mengingat ruang terbatas di media massa. "Menulis berita tidak hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga tanggung jawab sosial dan etika dalam membentuk pemahaman publik," tutupnya.
Rapat diakhiri dengan diskusi interaktif antara peserta dan pemateri, membahas berbagai tantangan dalam peliputan berita di lingkungan NU KBB. Dengan semangat kolaborasi dan belajar, diharapkan pelatihan ini mampu meningkatkan keterampilan jurnalistik anggota LTN NU dalam menyampaikan informasi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat. (Pewarta: Meitha)